Setelah mengenal fakta-fakta Bahasa Mandarin dan Bahasa Belanda, saatnya kita mengenal fakta-fakta Bahasa Korea. Saat ini mempelajari Bahasa Korea menjadi trend tersendiri di Asia, khususnya di Indonesia. Selain penyebaran kebudayaan Korea yang semakin gencar, Korea juga menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat dan perkembangan teknologi terpesat.
Mempelajari Bahasa Korea kini menjadi penting. Sebelum memulai mempelajarinya, simak fakta-fakta Bahasa Korea berikut ini:
- Bahasa Korea digunakan oleh 72 orang yang tinggal di Semenanjung Korea. Bahasa Korea di Korea Selatan dan Korea Utara memang sedikit berbeda dalam hal kosa kata dan penulisan. Namun pada intinya mereka menggunakan bahasa yang sama. Selain di Semenanjung Korea, Bahasa Korea juga dituturkan oleh dua juta penduduk di China, dua juta penduduk di Amerika, 700.000 orang di Jepang, dan 500.000 orang di Russia bagian Kazakhstan dan Uzbekistan.
- Bahasa Korea memiliki lima dialek yang berbeda. Penduduk di Pulau Jeju bahkan memiliki bahasa daerah mereka sendiri. Namun mereka menggunakan Bahasa Korea sebagai bahasa nasional.
- Bahasa Korea pada awalnya ditulis dalam Aksara Tionghoa yang mereka sebut dengan Hanja. Penulisan Hanja sangat rumit sehingga hanya sedikit orang yang bisa mempelajarinya. Sebagian besar rakyat Korea saat itu adalah buta huruf. Pada tahun 1446, Raja Sejong Agung memperkenalkan huruf Hangul yang lebih mudah dipelajari masyarakat luas. Huruf Hangul terdiri dari 24 huruf, 14 konsonan dan 10 vocal.
- Seperti Bahasa Jawa, Bahasa Korea juga mengenal tingkatan-tingkatan. Kita memilih kata dan kalimat berdasarkan pada siapa kita berbicara. Apabila berbicara dengan teman, kita cukup berbicara dengan bahasa santai, sementara apabila kita berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan lebih tinggi, kita harus menggunakan bahasa formal.
- Bahasa Korea termasuk ke dalam rumpun Altaic. Namun banyak orang yang memperdebatkan.
- Bahasa Korea banyak menyerap kata dari Bahasa Mandarin.
- Korea Utara melarang penggunaan bahasa-bahasa asing, termasuk Bahasa Mandarin. Berbeda dengan Korea Selatan yang menggunakan campuran antara Huruf Hangul dan Aksara Tionghoa, Korea Utara hanya menggunakan Huruf Hangul saja.