Orang Jepang memiliki budaya yang unik dalam berbicara yaitu menggunakan Giongo dan Gitaigo atau ‘sound effect’. Orang Indonesia juga melakukan hal yang sama, namun tidak sebanyak orang Jepang. Misal di Indonesia, kita menggunakan kata “uhuk-uhuk” untuk mengatakan “batuk” atau menggunakan kata “perutku krucuk-krucuk” untuk mengatakan “lapar”. Di Jepang, banyak sekali Giongo dan Gitaigo yang digunakan di kehidupan sehari-hari. Jika anda penggemar manga, mungkin anda akan menemukan banyak Giongo dan Gitaigo di sana. Berikut beberapa di antaranya:
- Agi agi/ agu agu/ kaji = Gigit-gigit
- Ban = Suara tembakan
- Bara bara/ chara chara/ gara gara = Kertak-kertuk (suara kertakan)
- Bari bari = Kriuk-kriuk (makan), garuk-garuk
- Basa/ pasa = Suara gemerisik (daun) atau suara kertas bergeser
- Batan = Suara pintu dibanting
- Beto beto = Lengket
- Chichichi = Panggilan untuk kucing seperti “Pus”
- Dara dara = Sesuatu yang kental menetes seperti darah/air liur
- Do do do do = Suara langkah kaki
- Dokan = Suara ledakan
- Doki doki/ dokun / tokun = Suara detak jantung
- Fua/ fuwa/ fa = Menguap
- Funka funka = Mengendus
- Gofu = Batuk
- Gira/ giran/ kira = Kelap-kelip
- Goku/ gokun/ kokun = Menelan
- Goro goro = Mendengung
- Guooo = Mengaum
- Hiku = Cegukan
- Hu / hua = Menghembuskan nafas panjang
- Hyoko = Muncul secara tiba-tiba
- Kyururu = Bunyi perut ketika lapar
- Pata pata = Suara kepak sayap
- Patata = Suara percikan
- Nya nya = Suara kucing (meong)
- Wan wan = Suara anjing (gukguk)
- Koke kokko = Suara ayam jantan berkokok (kukuruyuk)
- Pachi pachi = Suara tepuk tangan
- Potsu potsu = Suara hujan turun
- Kero kero = Suara kodok