Sejak kecil kita sudah diajarkan membaca dan menulis huruf latin. Huruf latin digunakan di Indonesia sejak masa kolonial Belanda dengan menggunakan ejaan Belanda. Pada tahun 1972, barulah Indonesia meresmikan EYD (ejaan yang disempurnakan).
Huruf Latin awalnya digunakan oleh masyarakat Romawi untuk menulis pada abad ke-7 SM. Huruf Latin telah berubah sepanjang 2500 tahun, baik dari pelafalan maupun huruf apa saja yang dihilangkan dan ditambahkan.
Ada yang mengatakan huruf Latin merupakan adaptasi dari huruf Yunani karena mereka memiliki kesamaan bentuk dan pelafalan. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa ini tidak benar karena nama huruf Latin berbeda dengan Yunani. Dalan huruf Yunani, mereka menyebut setiap hurufnya dengan alpha, beta, gamma, delta, dan seterusnya. Sementara huruf Latin menyebut setiap hurufnya dengan a, be, ce, de, dan seterusnya.
Tulisan pertama dalan huruf Latin adalah sebuah ukiran yang dibuat pada abad ke-7 SM yaitu Praeneste Fibula yang disimpan di museum Museo Preistorico Etnografico Luigi Pigorini di Roma. Ukiran itu ditulisan dari kanan ke kiri: MANIOS:MED:FHEFHAKED:NUMASIOI dalam bahasa Latin klasik dibaca Manius me fecit Numerio yang artinya Manius membuatku untuk Numerius.
Pada awalnya, huruf Latin terdiri dari 21 huruf yaitu A B C D E F Z H I K L M N O P Q R S T V X. Sekitar tahun 250 SM, huruf Z dihilangkan karena tidak mengeluarkan suara tertentu sehingga dianggap tidak berguna. Kemudian, huruf G ditambahkan sebagai huruf yang mirip dengan C. Huruf G diletakkan setelah huruf F menggantikan huruf Z.
Pada abad pertama Masehi, banyak kata-kata dari bahasa Yunani yang diserap oleh bahasa Latin. Saat itu, huruf Y dan Z akhirnya diperkenalkan dan diletakkan di urutan paling belakang. Pada awal era kekristenan tersebut, huruf Latin berubah menjadi 23 huruf yaitu A B C D E F G H I K L M N O P Q R S T V X Y Z. Tiga huruf lainnya yaitu U, W, dan J ditambahkan pada abad pertengahan.
Di Indonesia, sebelum disahkannya ejaan yang disempurnakan, tidak dikenal huruf y dan u. Pada tahun 1901, diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia oleh Prof. Charles Adriaan van Ophuisjen. Huruf latin di Indonesia disesuaikan dengan ejaan bahasa Belanda sehingga huruf j dibaca seperti huruf y saat ini. Contoh kata: jang, pajah, sajang. Huruf u juga bisa dibilang tidak dikenal karena pelafalan u ditulis dengan huruf oe. Contoh kata; goeroe, oemoer, dan sebagainya.
Di Jawa, sebelum mengenal huruf Latin, masyarakat menulis menggunakan tulisan arab yang disebut dengan huruf pego. Karena itu, jangan heran jika nenek atau kakek kita yang berada di Jawa bisa membaca tulisan arab/pego tapi tidak bisa membaca tulisan latin.